KONSERVASI TARSIUS SENSOR TERMAL

KONSERVASI TARSIUS BELITUNG DENGAN PROGRAM PEMBUATAN RUMAH PANTAU DAN PEMASANGAN KAMERA JEBAKAN DENGAN SENSOR TERMAL HEWAN ENDEMIK PULAU BELITUNG

Tarsius Belitung (Cephalopachus bancanus saltator) merupakan fauna endemik di Pulau Belitung yang juga termasuk dalam IUCN Redlist dengan kategori Vulnerable (VU). Program konservasi dilaksanakan di Taman Keanekaragaman Hayati Kabupaten Belitung dan Hutan Kemasyarakatan Bukit Peramun melalui kerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Belitung dan Arsel Community. Program Pemantauan Tarsius Belitung (Cephalopachus bancanus saltator) Menggunakan Kamera Jebakan dan Rumah Pantau meliputi penyediaan Kamera Jebakan dengan sensor termal dan Rumah Pantau pada area konservasi untuk mendukung kemudahan pemantauan perkembangan populasi Tarsius Belitung serta perlindungannya dari ancaman predator alami. Program pembuatan rumah pantau dan pemasangan kamera jebakan dengan sensor termal dilakukan untuk mendukung pelestarian hewan endemik Belitung. Rumah pantau merupakan prasarana yang digunakan untuk mengamati satwa dari ketinggian tertentu. Selain digunakan sebagai menara pengintai dengan tujuan untuk mengamati kehadiran hewan predator, titik kebakaran hingga tempat pengunjung menikmati pemandangan sekitar.


Selain itu, kamera jebakan sensor termal digunakan untuk mendukung kegiatan penelitian, pengamatan, dan konservasi satwa liar di habitat alaminya dengan menyediakan data tentang keberadaa, perilaku dan siklus hidup spesies serta menunjukkan pola interaksi antar hewan tanpa mengharuskan peneliti atau pengamat untuk hadir langsung di lokasi yang di teliti. Untuk menghitung indeks keanekaragaman Tarsius dibandingkan dengan data total hewan mamalia berdasarkan hasil monitoring pada tahun 2024 yaitu 514 ekor.